Selasa, 03 Mei 2011

Komunitas dan Kalibrasi karakter


Dalam bisnis kita tahu ada tiga hal penting untuk meraih kesuksesan, menjadi yang pertama, menjadi yang terbaik atau menjadi yang berbeda. Untuk hal pertama dan kedua dibutuhkan “nafas” yang cukup besar sehingga biasanya dilakukan oleh para multitalent pioneer idealis ataupun bisnis yang modalnya besar. Lalu bagaimana untuk para entrepreneur pemula yang modalnya pas-pas an? Sepertinya tidak ada pilihan lain selain memilih yang ketiga, yaitu menjadi yang berbeda. Akan tetapi hal ini pun sebenarnya tidak mudah karena menjadi berbeda adalah sesuatu yang sangat personal dan bisa jadi berkaitan erat dengan karakter.

Kita ini pada dasarnya diciptakan masing-masing sebagai individu yang unik, dan seandainya kita bisa mengenali keunikan kita masing-masing dan mampu memanfaatkannya seoptimal mungkin sebagai kelebihan, kesuksesan barangkali menjadi keniscayaan dan tinggal menunggu waktu. Istilahnya, setiap keunikan pasti punya pasarnya sendiri. Keunikan inilah yang akan menjadi cikal bakal karakter. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mengenali karakter kita (sejak dini)?

Ada sebuah fenomena ketika mulai banyak muncul entrepreneur sekarang ini, para motivator/konsultan bisnis menjadi semakin laris. Mengapa bisa? Barangkali karena memang setiap entrepreneur pasti membutuhkan motivasi, tidak peduli apakah dia entrepreneur yang sudah sukses ataupun yang masih pemula. Hanya mungkin caranya beda-beda, ada yang senang mendengarkan motivator2 yang identik dengan kata-kata “dahysat”, “supe” (dengan r dibaca tenggelam) dll, ada juga yang senang memotivasi dirinya sendiri dengan cara memotivasi orang lain (seperti halnya khotib).


Intinya adalah setiap entrepreneur mempunyai kesamaan kebutuhkan akan sebuah komunitas/lingkungan yang kondusif untuk memotivasi diri dan menemukan/memperkuat karakternya. Bagi para entrepreneur, “lingkungan yang kondusif” adalah sebuah lingkungan yang bisa menjadi sarana untuk berbagi kisah sukses, kisah gagal ataupun trik/strategi bisnis yang sudah dijalani. Tentu saja pada akhirnya bukan untuk meniru strategi atau kesuksesan bisnis entrepreneur lain karena jalan sukses masing-masing orang berbeda. Akan tetapi melalui proses berbagi inilah disadari atau tidak, terjadi sebuah proses kalibrasi karakter. Kalibrasi dalam hal ini adalah ketika kita bisa mengukur dan menempatkan diri di tempat yang pas. Bisnis kita ini bagusnya di posisi kan gimana ya? Aku berperan sebagai apa ya? Bagaimana posisiku dalam team? dst dst


Dengan kita tahu karakter dan posisi yang pas untuk diri kita sendiri, disaat itulah kita bisa menjadi pribadi yang berbeda dan unik. Mungkin inilah yang dinamakan menjadi berbeda yang tidak asal berbeda dan biasanya… lebih tahan lama.


Sumber image : free source from corbis.com