Bagi Anda pengemudi sepeda motor, apakah Anda pernah merencanakan untuk bocor ban? Atau Anda merencanakan untuk menambal ban di suatu tempat favorit? Sepertinya hampir sangat jarang kita menambal ban di tempat yang sama berkali-kali, karena proses bocor ban adalah proses yang berada di luar kuasa kita, tidak bisa direncanakan (kecuali klo anda mo noblos ban sendiri sih:P). Hal yang bisa kita rencanakan contohnya adalah menggunakan ban yang bagus atau mengendarai dengan baik di jalan yang bagus, sedangkan urusan bocor ban atau ketidaknyamanan lain tidak bisa kita kendalikan. Tukang ban dalam hal ini sangat percaya bahwa suatu saat akan ada kendaraan yang bocor bannya mampir ke tempatnya.
Tukang tambal ban yang menunggu rezekinya barangkali hanya sebuah contoh tentang rahasia rezeki yang kadang tidak bisa dicerna akal sehat. Bukan berarti konsepnya menjadi tidak usah berusaha, karena bahkan seorang tukang tambal ban pun harus berusaha keras mencari “tempat yang strategis”. Bisa jadi dia pun harus berpikir keras menentukan “kriteria strategis untuk tempat tambal bannya”. Bisa jadi pula untuk mendapatkan tempat strategis atau bahkan memikirkan kriteria strategisnya pun dia memerlukan waktu yang cukup lama.
Pada kenyataannya akan tetap ada tukang tambal ban yang biasa saja, cukup laris ataupun sangat laris. Tidak mesti yang pinter lebih laris atau yang tidak terlalu pintar menjadi kurang laris, atau yang usaha mati-matian yang bisa laris, karena bahkan ada yang pasrah saja juga bisa laris.
Bagaimanapun konsep rezeki tetap mengatakan bahwa harus ada niat, usaha dan setelah itu pasrah.Satu tidak pas, dua kurang afdol, tiga itu yang mantap. Kalo kita bisa memenuhi tiga hal itu, mungkin bisa kita menyebutnya rezeki yang paripurna.
Satu hal yang penting adalah tidak perlu risau dengan rezeki. Rezeki itu pasti ada buat Anda kalo mau berusaha, tinggal saat ini sedang giliran Anda, kolega Anda atau entah siapa. Itu saja.
Giliran rezeki Anda sudah tiba hari ini? Uang, keberuntungan atau kebahagiaan?